Kamis, 02 Agustus 2012

VC part III

-->
“dek dek ayo bangun”.. bisik seorang panitia kepada kami yang sedang tertidur pulas di dalam bivak. Aku pun berpura-pura belum bangun sehingga yang dibangunin 2 temen tendaku terlebih dahulu.. wkwkwk
Dek Erin bilang : eh mbak Risa, Anggi dibawa kemana tuh.. aku takut ihh mbak.. ini masih pagi banget kayake.. tapi kok gak disuruh bawa apa apa yaa?? Cuma bawa senter ajaa mbak.. Jawab : aku juga gak tahu dek, kok suasananya sepi banget yaa..
Dari tenda sebelah terdengar temen temen yang lain juga dibangunin. Mata yang terpejampun tak bisa menghilangkan ketakutan yang ada di dalam pikiran-ku.. aku takut dengan yang namanya kegelapan malam, takut dengan sesuatu yang gelap dan apa apa yang namanya kesndirian.
Akhirnya tibalah giliranku, mbah Hasna ternyata yang jadi PJ mbangunin para peserta dini hariitu. “Dek, al ma’tsurat an dulu yaa di tenda.. tunggu giliran dulu..” iyaa mbak , jawabku singkat. *dalam hati kebat – kebit
Ikuti arah jalanku yaa dek, sampai ke semak semak aku disuruh tayammum..
Sambil melihat ke langit malam terbayang deh semua orang yang akhir – akhir ini kutinggalkan (Iin, Meje, Atik,Thiara, Desil, Sofi.. dsb). Malam ini sangat indah..malam ini bulannya bersinar indah banget.. malam ini bintangnya bagus banget.. malam ini suara binatang malam juga berpadu dengan keindahan malam.. malam ini sempurna.. tapi sayangnya, gak ada kalian di sisiku skarang.. hiks hiks.. J

Kembali ke lapangan, aku disuruh jalan ke salah satu panitia yang duduk di tiker di tanjakan.. untung aku dapet ama Mega bukan yang satunya.. hehe (soale beliau ikhwan >> mas Anwar)
Disuruh mbaca Ali Imran ayat berapa aku lupa.. intinya adalah janganlah kita mengambil teman dekat orang kafir.
Ternyata setelah kucari di Digital Qur’an : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS Ali Imran ; 118)
Kemudian , aku disuruh hafalan ayat kursi.. instruksi selanjutnya -> berjalan menemui panitia di atas, aku dibimbing oleh salah satu panitia sambil ditutup matanya. Sambil bertanya – tanya kemanakah aku akan dibawa kami disuruh ber-istighfar terus – terusan.. aku makin berpikiran aneh – aneh..
Tiba-tiba tanganku ditarik oleh salah satu panitia

 dan aku diberdirikan oleh salah satu panitia. “Duduk dek..” *masih belum sadar.. sampai “Tidur dek.. luruskan kaki..” dan di saat itu, akupun tergidik ngeri,. Bau melati khas orang meninggal langsung menusuk ke hidungku.. Innalillah.. kekagetan-ku belum terjawab, dan aku langsung diberi perlakuan selanjutnya.. balutan kain polos berlapis – lapis membalut badanku.. ya Allah.. pliss..
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" 62:8
Apa kayak gini yaa yang dirasakan para jenazah yang baru saja meninggal.. baru menit yang lalu kami mungkin lagi beraktivitas dan detik selanjutya kami telah terbalut kain kafan dan akan dikubur.. astaghfirullah.. astaghfirullah.. aku sekarang istighfar beneran..
Tangisan, balutan kain, ke-terkagetan-ku, istighfar orang – orang di sekelilingku.. semakin menenggelamkanku pada sebuah kenyaataan pahit.. ini adalah saat – saat terakhir ku di dunia. Sampai akhirnya aku dinaikkan ke tandu dan dibawa ke suatu tempat.. tahlil, istighfar, tangisan semuanya jadi satu.. yang intinya mengantarkan kepergian sang mayit yang akan dikuburkan.. huaaa... ada suara mas Anwar yang membawa ku saat ditandu..
Mayatkupun diletakkan di suatu lubang, diberi tanah dan dikubur (seakan-akan..). ada suara seseorang yang bertindak seperti MC MC di acara takziyah-an : *mas Syarif voice
Innalillahi wa inna ilaihi raji’u, telah meninggal dunia saudara kita . berdoa komat – kamit. Di kubur nanti maka akan ditanyakan 5 perkara (aku lupa apa yang akan ditanyakan, salah satunya adalah masa mudamu kamu habiskan untuk apa??). beliau sekan ngajari pertanyaan – pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan pada para jenazah melalui malaikat kubur.. “Man Rabbuka -> Allah, dan sebagainya..” dan akhirnya kepergian ku ke alam kubur diantar dengan tangisan sanak saudara. Tahlil, istighfar, dan semuanya berkumpul jadi satu.. di saat itulah aku nangis, tergugu dan semakin deras air mata mengalir dari mata ku. Langkah kaki keluarga ku (baca : panitia) terdengar semakin menjauhiku. Aku sendirian disini, tak ada teman yag nanti akan menemani episode kehidupanku di alam kubur.
Aku jadi inget akan cerita tentang 4 hal, (keluarga, harta, tahta dan amal) yang akan menemani kita di alam kubur hanyalah amal. Padahal amal adalah sesuatu yang kita lupakan selama kita ada di dunia ini. Hiks hiks hiks..
Malam sunyi menyayat hati dan menambah kepedihan sang jenazah yang sedang terbaring sendiri di tempat yang kecil, beralaskan tanah, bertemankan binatang tanah, dan bertitelkan almarhum.
Tiba – tiba : “ Man Rabbuka “ datang malaikat kubur (baca : Mas Firman Setiawan) sambil menghentak hentakkan bumi, membelah tanah dengan langkah kakinya yang menggambarkan siksaan yang pedih di alam kubur. Menit-menit yang sangat menentukan, karena kami gak bisa njawab pertanyaan itu hanya dari mulut. Jawaban kami di saat itu adalah cerminan apa yang telah kami lakukan selama di dunia. Aku hanya bisa menangis, aku hanya ingin menjerit, aku hanya ingin kembali ke dunia, aku hanya ingin kembali kepada para keluarga ku. Aku belum sempat minta maaf atas segala salah ku ketika di duniaa.. amalku masih sedikit.. teriakan malaikat kubur semakin menjadi – jadi. Ada api kubur (baca ; tetesan lilin). Aku semakin takut dan itulah saat – saat yang menjadikan aku semakin lemas dan tak berdaya. Aku hanyalah manusia yang berlumur dosa, aku tak punya cukup pahala dan amal yang mungkin menyelamatkan aku dari perjalanan setelah dunia tahap pertama : siksa kubur. Dan aku gak yakin aku bisa melewati tahapan selanjutnya di akhirat..
Ya allah.. ya Allah.. aku masih ingin kembali.. L
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) 23:99
Terdengar lantunan murottal, aku makin menjerit-jerit dan menangis.. meratapi waktu yang begitu cepat berlalu dan sekarang aku sedang diadili di pengadilan pertamaku sebelum di akhirat. Semuanya semakin gelap, fikiranku entah melayang dimana dan sepertinya dia tak akan kembali ke jasadku.. u.u
Akhirnya,
Suara-suara mengerikan itu telah hilang. Aku ditepuk-tepuk oleh panitia akhwat supaya tersadar kembali. (Alhamdulillah ini Cuma simulasi kematian.. huhu.. tandanya aku masih diberi kesempatan kesekian kalinya untuk memperbaiki diri di dunia.. J). Ketiga tali pocongku-pun dilepas dengan cepat dan tanpa bicara. Aku hanya bisa merasakan tanpa bisa melihat siapa – siapa ajaa yang ada di sekitarku karena mataku masih tertutup. Ada instruksi untuk membuka slayer -> kubuka slayer ku. Masih syok dengan menit – menit yang baru saja berlalu akupun seakan limbung dan pengen pingsan. Suara malaikat kubur itu masih terngiang – ngiang di telingaku padahal ini Cuma simulasi. Sekali lagi ini Cuma simulasi. Aku gak bisa mbayangin deh besok di kuburan kayak gimana (maafin aku yaa teman – teman kalo aku punya salah sama kalian.. supaya kalo aku disiksa dikubur bisa agak diperingan.. hiks hiks)
Dengan mulut yang tak bisa membuka, pikiran masih melayang – layang, mata sembab, dan badan yang lemah aku disuruh berjalan membelah kegelapan hutan di depanku untuk menuju pos selanjutnya. (ternyata itu adalah jalan yang kemarin-kemarin kami lewatin kalo dari atau menuju lapangan biasa.. lagi syok kali yaa makane aku gak nyadar..)
Jalan menuju pos kamling terasa sangat menakutkan dan panjang. Aku hanya berjalan sambil terdiam bersama dek Hana dan dek Erin. Bukan hanya aku yang tak fikir, tapi bagaimana keadaan orang-orang yang aku sayangi sekarang di dunia.. semoga besok kita ssemua di kubur dan akhirat tidak mengalami adzab yang mengerikan. Allahumma amiin..
Tiba di pos kamling aku hanya diam karena masih syok, sempat heran sama 4 orang sebelum aku yang bisa tertawa – tawa. Menuju ke masjid masih syok. Ternyata udah banyak temen temen yang ada di mesjid, ada yang sholat dan tidur. Putra belum ada yang dateng karena ternyata putri dulu yang mengalami “muhasabah”. Akupun memilih tidur karena waktu udah mendekati Subuh, lagian fisikku bener2 drop setelah menit-menit menegangkan tersebut.. :o

2 komentar:

Unknown mengatakan...

sereem ris..tapi aku terharu kamu msih inget kita :)

Jais mengatakan...

kok bisa kaya gitu kamu ikut apa sa

Kenapa Harus Menulis?? (English Version)

Note : written in order to complete personal tasks as a delegate from FSLDK Solo Raya in RAPIMNAS FSLDK (Rapat Pimpinan Nasional Forum Silat...